Selasa, 18 Maret 2008

cinta & keindahan

sepasang remaja yg mulai merasakan getar asmara seolah merasa dunia hanya milik berdua.
co melihat si ce bagaikan bidadari dari langit tujuh,
ce melihat si co bagaikan pangeran berkuda dari negeri atas angin.
padahal klo aku lihat sich mereka berdua biasa aja, untuk yg co lebih gantengan aku malah.
sedangkan untuk yg ce jelas lebih cantik isteriku dirumah.
sebenarnya apa yg membuat rasa seperti itu ?
cinta ?
betul juga, tapi .... kyknya bukan itu dech.
sebenarnya apa sich efek samping dari cinta ?
hmmmm...... keindahan.
nach....ini dia keindahan,
yaa... keindahan. inilah jawabannya.

Indah, sebuah kata yang setiap orang mampu mengucapkan dan mampu meresapi dalam lingkup apresiasi sesuati hati.
Indah, sebuah kata yang sampai saat ini para ahli filsafat belum bisa menemukan definisi yang tepat dan mewakili segala keadaan.
Sebuah rumah dikatakan indah bila proporsional, dengan komposisi jendela dan pintu serta atap seimbang.
lantas apakah boleh dikatakan indah itu proporsional ?
tentu tidak.
Kita semua tentunya tahu bunga dan dapat membedakan bagaimana bunga yang indah dan bunga yang sekedar pelengkap taman.
Bagaimana bunga dikatakan indah ?
lain mulut tentulah lain suara yang dihasilkan, satu mulut bilang keindahan bunga berarti warna yang cerah dan segar, sementara
mulut yang laen berkata keindahan bunga terletak pada bentuk yang merekah.
lantas apakah boleh dikatakan indah itu cerah segar merekah ?
tentu tidak.

Sepasang remaja tadi mengalami perasaan keindahan yang luara biasa hebatnya,
siapa yang belum pernah "berasmara?"
Bahkan puncak pertemuan dua libido laen jenis pun masih kalah dengan "indahnya asmara" ( sorry bagi yg single ).
Tidak sedikit manusia yang saling dendam saling bunuh bahkan bunuh diri hanya karena hancurnya keindahan asmara.
Resapilah bila anda "lagi jatuh cinta" atau "jatuh cinta lagi", apakah ada yang menandingi keindahannya ?
tidak ?
pasti ada !!!!
anda sedang merenung tentang "kisah cinta" ?
mari kita sama - sama merenung tentang "cinta & keindahan",

"Apakah keindahan itu dan adakah keindahan yang melebihi sepasang insan yang sedang jatuh cinta ?"

Keindahan dapat dirasakan oleh setiap orang.
Mata mengapresiasikannya dengan menatap melihat mengamati
Hidung dengan mengendus mencium
Telinga medengar
Lidah mengecap mencicipi
Begitu pula kulit merasakan keindahan dengan sentuhan lembut nyaman empuk hangat dingin...
Indera kita sanggup menikmati segala keindahan secara empiris dan nyata.
Disamping keindahan² diatas ternyata ada lagi keindahan yang tidak dirasakan oleh panca indera alias keindahan non-inderawi.

Indahnya bunga rumah gunung serta aneka panorama alam jelas itu keindahan secara inderawi karena langsung dinikmati oleh
panca indera. Sedangkan cinta syair puisi cerpen cerbung roman novel merupakan keindahan secara non-inderawi karena
hanya dapat dinikmati oleh kekuatan keyakinan dan ketinggian jiwa serta daya imaginasi seseorang.

si Bahlul yang sedang kasmaran dengan ceweknya memandang bahwa ceweknya paling cantik paling manis paling sexi dan
paling segalanya, dimatanya segala keindahan terpancar dari setiap lekuk dan laku si cewek sang primadona hati.
Namun tanpa bermaksud melecehkan apalagi menginkari kesempurnaan penciptaan Ilahi, selidik punya selidik cewek si Bahlul
ternyata berkulit gelap rambut setengah gimbal hidung pesek bibirpun kering seperti menderita sariawan tiada henti.
Itulah cinta, itulah keindahan non inderawi versi si Bahlul yang sedang kasmaran dengan ceweknya.

Pernah membaca "harry potter ?"
Atau "Ayat - ayat cinta nya Habiburrahman El Syirasy ?"
Atau mendengar "Motivator dari Andrew Wongso ?"
Bagaimana imaginasi anda begitu melayang seolah ikut menjadi salah satu tokoh yang sesuai dengan karakter anda ?
Itulah keindahan non inderawi yang bersumber pada kekuatan imaginasi.
Semakin bersih hati semakin tinggi konsentrasi semakin terlatih pula menikmati keindahan jenis yang kedua ini.

Ada satu cerita yang tertuang dalam "tragedi karballa", drama ini menceritakan tentang terbunuhnya cucu Nabi Muhammad Saw
di padang gersang bernama karballa Hasan & Husein. Beliau adalah anak Ali bin Abitholib dan Fatimah Az-zahra.
Apabila anda berkesempatan membaca drama itu atau mengikuti pementasannya, tentulah terpana dengan untaian
syair - syair khas timur tengah nuansa kematian bahkan tidak jarang orang yg menitikkan air mata melihat tragedi itu.
Terlebih lagi bila kekuatan cinta terhadap imam Ali menantu Rosululloh turut andil dalam memperkuat imaginasi anda, bisa jadi
berbutir-butir kristal airmata menetes tiada henti dari kedua sudut jendela hati.

Bersihnya hati murninya cinta sempurna keindahan
semakin bersih hati manusia
semakin murni pula cintanya
semakin sempurna keindahan yang dirasa

Dari bermacam syair segala syair, bermacam bacaan segala bacaan, bermacam petuah segala petuah, tidak ada yang lebih
indah dari Al-qur'an. Umar bin khattab yang begitu ganas memerangi islam begitu bengis tanpa belas kasihan luluh dan menangis
tersedu sedu karena bacaan Al-qur'an. Seorang Muhammad menjadi pemimpin dunia dan menjadi orang nomor satu didunia karena
menjiwai Al-qur'an bahkan beliaulah Al-qur'an berjalan. Merekalah orang- orang yang sanggup menikmati derajat tertinggi keindahan non
inderawi. Bersama tulisan ini bersihkan hati buang segala iri dengki sumpah serapah marah menggunjing orang dan bermacam perusak hati lainnya maka Insya Alloh kita akan merasakan menikmati keindahan Al-qur'an merasakan keindahan religi yang jauh lebih indah dari kasmarannya si Bahlul. Dengan demikian manusiapun mencapi keindahan cinta yang tiada bandingannya, itulah cinta pada
Sang Pencipta Al-qur'an, Alloh Azza wa Jalla.

Aku begitu mentertawakan si Bahlul yg menganggap ceweknya adalah bidadari menjelma manusia. Apakah aku sedang mentertawakan
orang yg mencintai Alloh dan Rosulnya ? Apakah aku juga mentertawakan orang yg menitikkan air mata karena hatinya tersentuh oleh
Alqur'an ? hmmmm........ wajar saja dan syah - syah saja klo aku mennertawakan mereka, karena aku belum jatuh cinta sebagaimana
mereka.

Minggu, 16 Maret 2008

Emprit Ganthil

Ngoceh..
Ndleming
Sak karepe dhewe